Bab
1. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
batak adalah salah satu suku bangsa yang berada di indonesia. Pada
umumnya suku batak mendiami daerah Sumatera Utara. suku batak dapat di bagi
lima subetnis, yaitu;
1.
Batak
Toba(Tapanuli), mendiami kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Tengah,
sub etnis ini memakai bahasa batak Toba.
2.
Batak Simalungun, mendiami kabupaten Simalugun, dan
menggunakan bahasa Simalungun.
3.
Batak Karo, mendiami kabupaten Karo, menggunakan bahasa Karo
4. Batak Mandailing, mendiami daerah Tapanuli Selatan, menggunakan bahasa Mandailing.
4. Batak Mandailing, mendiami daerah Tapanuli Selatan, menggunakan bahasa Mandailing.
5. Batak Pakpak, mendiami daerah kabupaten
Dairi, Pakpak Bharat, dan memakai bahasa Pakpak.
Ke 5 suku diatas mempunyai banyak persamaan
budaya hingga bahasa. Juga suku suku tersebut sama-sama memakai sistem garis keturunan ayah.
kekayaan
suku batak sangat melimpah, baik kekayaan alamnya ataupun budayanya. kekayaan
yang ada di alam suku batak merupakan daerah wisata yang menyajikan ke indahan
alam yang luar biasa indah, diantaranya adalah bukit gundaling yang ada di
kabupaten karo, pemandian air soda di tarutung, salib kasih siatas barita
tarutung, taman wisata iman dairi, pulau samosir yang terkenal dengan
budayanya, air terjun sipiso-piso kabupaten karo, gunung sibayak kabupaten karo,
dan yang terakhir wisata danau toba.
selain
kekayaan alam, juga tedapat kekayaan budaya batak yang terkenal. budaya batak
sangat dikenal, karena suku batak terus melestarikan budayanya hingga kini,
banyak sekali jenis budaya batak, yaitu;
1.
musik:
seni musik suku batak bisanya ditampilkan pada acara pernikahan dan acara adat
lainnya, seni musik batak biasanya lebih menonjol pada musik genderangnya.
2.
arsitektur:
seni arsitektur yang berada di suku batak bisanya mencampurkan seni
3.
ukir
dengan rumah adat, dan mirip dengan kerbau yang sedang berdiri. pada rumah
batak yang ada di karo biasanya lebih besar dan tinggi. sedangkan rumah adat
toba yang disebut “rumah bolon” lebih kecil dari ruah adat karo.

4.
kerajinan:
kerajinan di suku batak sudah sangat terkenal dengan ulosnya, ulos merupakan
benda yang sangat penting dalam melaksanakan atau mengikuti upacara adat atau
menari. ulos menghasilkan kehangatan bagi pemakainya.
5.
1.2 Rumusan
Masalah
Tarombo merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sosial masyarakat batak. Tarombo tersebut digunakan untuk
menjalin hubungan sosial dengan masyarakat batak lainnya. Namun sering terjadi
masalah yang ada pada tarombo, yaitu
minimnya pengetahuan tentang tarombo itu sendiri, juga kita harus mengetahui
status kita saat ini. Status orang batak sangat erat kaitannya dengan nama
ataupun gelar orang tersebut, nah sekarang muncullah pertanyaan baru yaitu;
1. Berapa kalikah orang batak berganti nama?
2. apa tujuan orang batak berganti nama?
3.
Apa hubungan pergantian nama tersebut dengan kehidupannya sehari-hari?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Karena begitu
banyaknya kesalah pahaman dari tarombo orang batak, maka tulisan ini dapat
dipahami orang lain, agar kesalahan dalam partaromboan dapat di minimalisir. Dan juga bagi kita sebagai generasi penerus orang batak, kita perlu
untuk memahami
tentang apa sebenarnya suku batak itu. Jangan sampai di masa depan adat batak
itu kita lupakan, karena pengikisan waktu dan ketidakingintahuan kita terhadap
suku kita sendiri.
Bab2.
Isi

Sama halnya dengan menjalankan
dalihan natolu, ilmu pengetahuan yang cukup tentang tarombo. Dalihan natolu
adalah suatu sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat batak. Dari artinya
secara harfiah yaitu “Dalihan” yang berarti tungku atau ”Tataring” dan “Natolu”
atau “Tolu” artinya tiga, jadi arti dari dalihan natolu adalah tungku berkaki tiga. jika misalnya salah
satu kaki dari tungku berkaki lima patah, tungku tersebut masih tetap dapat
berdiri, sama halnya dengan yang berkaki empat, namun jika salah satu kaki dari
tungku berkaki tiga patah maka tidak akan bisa tegak berdiri bahkan dapat
jatuh. untuk itu dipilihlah kata dalihan natolu sebagai nama sistem kekerabatan
orang batak. isi dari dalihan natolu antara lain;
1) Somba marhula-hula, berarti kita harus hormat
kepada hula-hula ataupun keluarga dari pihak istri.
2) Manat mardongan tubu, artinya kita harus
menjaga tali persaudaraan dengan saudara kita.
3) Elek marboru, artinya kita harus mengasihi
keluarga saudara perempuan dari pihak suami.
Mungkin kita berfikir bahwa lebih “enak
rasanya jika menjadi hula-hula karena kita akan dihormati oleh orang lain.
Pikiran seperti itu adalah salah, mengapa? Karena kita dapat menjadi hula-hula,
dapat menjadi dongan tubu, dan juga kita dapat menjadi boru. jika seorang laki-laki mempunyai adik perempuan yang sudah menikah, maka,
dia adalah hula-hula dari pihak suami adiknya. jika kita mempunyai Saudara semarga, kita adalah dongan tubu saudara kita tersebut. Dan jika seorang laki-laki yang sudah menikah, maka,
dia adalah boru dari keluarga istrinya.
Dalihan natolu
juga dapat disebut sebagai sistem demokrasi yang dibangun oleh masyarakat batak,
seseorang yang berpangkat tinggi harus rela bekerja dalam pesta adat yang
diadakan oleh bawahanya . Maka dari itu tidak ada gunanya pangkat dalam sistem
dalihan natolu.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan tarombo, tarombo adalah silsilah asal-usul menurut
garis keturunan dari ayah(Wikipedia). Tarombo ini diciptakan agar seorang suku
batak dapat mengetahui posisinya didalam keluarga, didalam tarombo juga diperjelas
tentang partuturan dan status kita. Posisi kita dalam keluarga. Kita sebagai orang batak akan berganti posisi
didalam keluarga kita.
Didalam tarombo banyak kita temui silsilah
silsilah marga-marga, semua marga berasal dari Raja Batak, keturunan siraja
batak banyak mengandung kata “Nai” kata Nai adalah suatu panggilan kehormatan
bagi seorang ibu dan sekaligus sebagai sebuah gelar. orang batak dapat berganti nama maksimal sebanyak 3 kali, yang pertama
adalah nama yang diberi oleh orang tuanya, nama yang kedua adalah nama dari
anak pertamanya dengan diawali dengan amani/nai hal ini disebut “Mangamani”,
namun jika ia belum mempunyai anak tetapi sudah menikah maka ia bernama
amani/nai paima atau memakai nama anak kedua atau ketiga dari saudaranya yang
belum dipakai siapapun. Dan terakhir yaitu nama ketiga memakai nama cucu
pertamanya dengan awalan oppung dan hal ini disebut dengan “Mangompuni”.
Hal ini
bertujuan untuk memperjelas posisi kita dalam keluarga kita sendiri, dengan
posisi kita sebagai anak ”Gelleng” atau dalam posisi “Mangamani” dan sebagai “Mangompuni”.
Dan juga agar adat istiadat batak dapat
diwariskan turun temurun dan tak lekang
di masa depan.
Nama atau
gelar ini sangat erat hubungannya dengan lingkungan keluarga. di dalam acara adat gelar berfungsi
sebagai tolak ukur tingkatan kualitas suatu
acara. Pada upacara kematian adat batak ada
berbagai tingkatan yaitu
1) Kematian anak : kematian anak tidak di pestakan(Marmanuk Puti)
a) Mapponggol ulu : kematian anak lelaki
b) Martompas tataring : kematian anak perempuan
2) Parolang-olangan : kematian pria atau wanita yang sudah menikah namun
tidak mempunyai anak dan boru berpesta olang-olangan ciri khas pesta ini adalah banyak orang tidak tega untuk memakan nasi atau hidangan pesta ini. Dan didoakan agar tidak terjadi lagi hal seperti ini.
3) Mangidotangian : kematian pria atau wanita yang anaknya masih ada yang belum menikah dan belum ber cucu atau “Marpahompu”.
4) Sari matua : seseorang yang meninggal dunia apakah suami atau istriyang sudah bercucu baik dari laki-laki atau perempuan atau keduanya , tetapi masih ada diantara anak anak nya yang belum kawin (hotripe). (Ev H Simanjuntak, Bmt Simanjuntak, Constan Pardede, Rps Janter Aruan Sh) khusus sari matua ini dapat dimohonkan supaya dapat dibuat menjadi saur matua, yaitu kepada dongan sahuta.
5) Saur matua : orang yang meninggal dalam keadaan titir maranak, titir marboru, marpahompu sian anak, marpahompu sian boru. Biasanya hewan yang disembelih untuk ina adalah horbo sitio-tio lebhi lengkapnya”Lombu Sitio- Tio Marhuling-Huling Horbo”, dan kepada bapak adalah horbo ”Sigagat Duhut”
6) Mauli bulung : dalam posisi titir maranak, titir
marboru, marpahompu sian anak, marpahompu sian borboru sahat tu na mar nini, Sahat tu na mar nono dan kemungkinan mar ondok ondok(anak dari nini atau nono atau keduanya), dan selama hayatnya, tak seorangpun yang meninggal mendahuluinya dan umurnya kemungkinan sudah panjang sekali. Posisi tangannya pun bukan pada posisi yang biasa yang di lipat diatas dada, tetapi diluruskan sejajar dengan tubuhnya. Pada
pesta ini biasanya orang-orang tidak boleh menangis karena kematian dari orang ini sudah dianggap suatu kebahagiaan tersendiri bagi keturunannya. Mereka harus bersyukur dan bersukacita, dan berpesta tetapi bukan pesta hura-hura.
Pada pesta
kematian dari Sari matua dan Saur matua akan dilakukan acara tonggo raja
sebelum pesta atau upacara berlangsung, hal ini bertujuan untuk menyusun acara
akan dilaksanakan. Namun mengapa acara tonggo raja tidak dilaksanakan pada acara marmanuk puti
dan parolan-olangan? Acara tonggo raja tidak dilaksanakan pada acara marmanuk
puti dan parolang-olangan karena acara tersebut tidak memerlukan acara adat. alangkah baik dan pintarnya leluhur kita menciptakan adat batak
ini untuk kita “Pinomparnya”

Bab.
3 Penutup
3.1
Kesimpulan
Batak merupakan salah satu suku yang paling dikenal di
Indonesia. Secara umum suku batak dapat di bagi lima subetnis, yaitu;
1. Batak Toba(Tapanuli).
2.
Batak Simalungun.
3.
Batak Karo.
4.
Batak Mandailing.
5. Batak Pakpak.
Ke 5 suku diatas mempunyai banyak persamaan
budaya hingga bahasa. Sebelum agama kristen dan islam datang ke
daerah batak, orang batak banyak menganut sistem Dinamisme, Animisme dan Politeisme. Suku batak memiliki ragam jenis kekayaan, kekayaan alam
,kekayaan budaya dan memiliki kekayaan lainnya. para pemuda sangatlah sulit
untuk memiliki pendamping hidup untuk mereka. Karena setiap
pemuda harus merantau ke daerah yang belum pernah mereka temui ataupun
menginjakkan kakinya di daerah tersebut. Sama halnya dengan menjalankan dalihan
natolu tarombo sangat diperlukan dalam merantau dan menjalankan sistem dalihan
natolu. dalihan natolu adalah suatu sistem kekerabatan yang dianut oleh
masyarakat batak.
1. Somba marhula-hula.
2. Manat mardongan tubu.
3. Elek marboru.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan
tarombo, tarombo adalah silsilah asal-usul menurut garis keturunan dari ayah.
orang batak dapat berganti nama maksimal sebanyak 3 kali, yang pertama adalah
nama yang diberi oleh orang tuanya. nama yang kedua adalah nama dari anak pertamanya
dengan diawali dengan amani/nai hal ini disebut “mangamani”. Dan terakhir yaitu
nama ketiga memakai nama cucu pertamanya dengan awalan oppung dan hal ini
disebut dengan “mangompuni”. gelar juga membantu adat atau pesta adat kematian.
pesta kematian ada beberapa jenis yaitu;
1. Marmanuk Puti
2. Parolang-olangan
3. Mangidotangian
4. Sari matua
5. Saur matua
6.
Mauli bulung
Pada pesta kematian dari sari matua
dan saur matua akan dilakukan acara tonggo raja sebelum pesta atau upacara
berlangsung, hal ini bertujuan untuk menyusun acara akan dilaksanakan.
3.2
Saran
Batak merupakan suatu warisan yang
diturunkan nenek moyang kita kepada kita, untuk itu kita harus menjaganya
dengan baik agar tradisi atau warisan tersebut dapat kita lestarikan. Untuk apa
kita perlu melestarikan tradisi kita? Jika sekarang kita sudah semakin banyak
orang batak yang meninggalkan budayanya
sendiri, contohnya mereka tidak memakai marganya lagi. Selain itu kerusakan
ataupun kelunturan budaya batak karena terjadi
peleburan budaya dengan budaya lainnya, dan meninggalkan budaya asalnya
sendiri, untuk itu mari kita lestarikan budaya kita. “banggalah menjadi orang
batak”.
Daftar
Pustaka
Liddle,
R.W. Ethnicity, Party And National Integration: an Indonesian case study. New
Haven: Yale University Press
Polo,
M, Yule H, Cordier H. The Travels Of Marco Polo: The Complete Yule Cordier
Edriom, Dover Pubn S.
Junghunn,
F, Diee Battlämde Auf Sumatra, (1847) Vol. 11. P. 249.
Sumber
Internet:
id.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar